DAFTAR ISTILAH DALAM AKUNTANSI BIAYA
Akuntansi (accounting): merupakan suatu kegiatan atau jasa yang berfungsi menyediakan informasi kuantitatif terutama yang bersifat keuangan mengenai kesatuan-kesatuan ekonomi tertentu kepada pihak-pihak yang berkepentingan, untuk digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan-keputusan ekonomi.
Kesatuan ekonomi (economic entity): bisa berarti badan hukum (legal entity) seperti perseroan terbatas, persekutuan atau usaha perseorangan, tetapi bisa juga berarti kesatuan yang lebih kecil dalam suatu organisasi seperti divisi, departemen dan seterusnya.
Akuntansi biaya (cost accounting): bidang khusus akuntansi yang berkaitan terutama dengan akumulasi dan analisis biaya untuk penentuan harga pokok produk yang dihasilkan, serta untuk membantu manajemen dalam perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan.
Akuntansi keuangan (financial accounting): bidang khusus akuntansi yang berkaitan dengan penyusunan laporan keuangan dan terutama ditujukan kepada berbagai pemakai eksternal atau pihak luar perusahaan, serta informasinya mencakup perusahaan secara keseluruhan.
Akuntansi manajemen (management accounting): bidang khusus akuntansi yang terutama berkaitan dengan pelaporan keuangan untuk penggunaan pemakai internal atau pihak dalam perusahaan, dalam hal ini adalah manajemen dari semua jenjang dalam organisasi perusahaan.
Perencanaan (planning): suatu usaha untuk merumuskan tujuan-tujuan dan menyusun program operasi yang lengkap untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, termasuk proses penentuan strategi untuk jangka panjang dan jangka pendek.
Pengendalian (control): suatu usaha untuk melakukan perbandingan secara kontinyu antara pelaksanaan dengan perencanaan yang ditetapkan untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah dirumuskan.
Bagan organisasi perusahaan: suatu bagan yang menggambarkan dan menerangkan arus wewenang dan tanggung jawab yang ditetapkan atas jabatan-jabatan dari manajemen kunci dalam suatu perusahaan.
Bagan organisasi fungsi akuntansi: suatu bagan organisasi yang menggambarkan dan menerangkan arus wewenang dalam divisi akuntansi yang dipimpin oleh kontroler.
Fungsi lini: fungsi-fungsi dalam organisasi yang berkaitan dengan masalah-masalah pengambilan keputusan, bimbingan atau pengarahan, dan supervisi.
Fungsi staf: fungsi-fungsi penunjang dalam organisasi yang berkaitan dengan pemberian nasihat dan supervisi kepada anggota-anggota dari fungsi lini.
Penentuan biaya atau harga pokok berdasarkan aktivitas (activity based costing): suatu sistem informasi biaya yang menyelenggarakan dan mengolah data berdasarkan aktivitas-aktivitas perusahaan dan produk-produk.
Pemicu biaya (cost drivers): faktor-faktor yang dapat menyebabkan perubahan dalam biaya dari suatu aktivitas dan digunakan sebagai basis untuk mengalokasikan biaya-biaya dari aktivitas tersebut kepada produk-produk.
Biaya (cost): pengeluaran-pengeluaran atau nilai pengorbanan untuk memperoleh barang dan jasa yang mempunyai manfaat untuk masa yang akan datang, yaitu melebihi satu periode akuntansi. Biasanya jumlah ini disajikan dalam neraca sebagai elemen-elemen aset.
Beban (expense): biasanya terdiri atas beban yang berasal dari biaya (cost) yang telah habis masa manfaatnya, beban yang timbul dari penurunan aset atau kenaikan dalam kewajiban sehubungan dengan penyerahan barang dan jasa, serta pengeluaran-pengeluaran yang hanya memberi manfaat untuk tahun buku berjalan.
Kerugian (loss): biaya (cost) dari barang atau jasa yang pada saat diperoleh tidak memberikan atau mempunyai manfaat sama sekali karena kondisi-kondisi tertentu.
Biaya produksi (manufacturing cost): biaya yang terjadi sehubungan dengan kegiatan manufaktur atau memproduksi suatu barang terdiri atas bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik.
Biaya utama (prime cost): biaya-biaya yang secara langsung berhubungan dengan produksi, yaitu jumlah biaya bahan langsung dan tenaga kerja langsung.
Biaya konversi (conversion cost): biaya-biaya yang terjadi dalam membantu mengolah bahan langsung menjadi produk yang selesai atau barang jadi, yaitu merupakan penggabungan atau penjumlahan biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.
Biaya bahan langsung (direct material cost): seluruh biaya perolehan dari bahan baku (raw material) yang secara integral telah membentuk barang jadi (finished goods), seperti kayu dalam membuat meja dan kursi.
Biaya tenaga kerja langsung (direct tabor cost): jumlah biaya upah dari tenaga kerja yang secara langsung ikut dalam proses produksi, seperti upah operator mesin pabrik.
Biaya overhead pabrik (factory overhead cost): semua biaya untuk memproduksi suatu produk selain dari bahan langsung dan tenaga kerja langsung, yaitu bahan tidak langsung, tenaga kerja tidak langsung, dan semua biaya tidak langsung lainnya.
Biaya variabel (variabel cost): biaya-biaya yang dalam total berubah secara proporsional dengan perubahan tingkat kegiatan atau volume.
Biaya tetap (fixed cost): biaya-biaya yang dalam total tidak berubah dengan adanya perubahan tingkat kegiatan atau volume.
Biaya semi variabel (semi variabel cost): biaya-biaya yang mempunyai atau mengandung unsur tetap dan unsur variabel.
Departemen produksi (production department): unit organisasi dari suatu perusahaan manufaktur yang mempunyai fungsi melakukan proses produksi secara langsung baik dengan tangan maupun mesin.
Departemen pendukung (service department): unit organisasi yang secara tidak langsung ikut membantu proses produksi untuk menghasilkan suatu produk.
Beban departemen langsung (direct department charge): biaya-biaya yang terjadi atau berasal dari suatu departemen baik departemen produksi maupun departemen pendukung.
Beban departemen tidak langsung (indirect department charge): biaya-biaya yang terjadi di mana manfaatnya diterima secara bersama oleh beberapa departemen, sehingga biaya tersebut harus dialokasikan kepada masing-masing departemen tersebut dengan menggunakan suatu basis alokasi tertentu.
Biaya produk (product cost): biaya-biaya yang berhubungan dengan menghasilkan suatu produk, yaitu bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik.
Biaya periode (period cost): biaya-biaya yang berhubungan dengan periode waktu atau periode akuntansi, tetapi tidak berhubungan dengan produk.
Pengeluaran pendapatan (revenue expenditure): biaya peiiode yang member! atau mempunyai manfaat hanya untuk periode akuntansi yang berjalan.
Pengeluaran modal (capital expenditure): biaya periode yang dapat memberi manfaat untuk beberapa periode akuntansi.
Metode harga pokok pesanan (job order coasting): sistem akuntansi biaya perpetual yang mencatat dan mengumpulkan biaya berdasarkan pekerjaan.
Kartu harga pokok (job order cost sheet): suatu formulir untuk mengikhtisarkan biaya-biaya yang dibebankan pada masing-masing pekerjaan (job) yang terdiri atas bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik.
Bon permintaan bahan (materials requestion): suatu formulir yang digunakan bagian produksi untuk meminta bahan dari gudang baik bahan langsung (bahan baku) maupun bahan tidak langsung.
Kartu waktu (time cards): kartu untuk menyediakan data atau catatan mengenai waktu datang dan waktu pulang atau jumlah jam kerja harian dari setiap karyawan dengan cara memasukkan kartu tersebut ke dalam mesin pencatat waktu (time clock).
Kupon waktu (labor time ticket): kupon yang menyediakan data dan catatan mengenai jumlah jam yang digunakan oleh seorang karyawan atas suatu pekerjaan. Kupon ini merupakan sumber untuk mendistribusikan biaya tenaga kerja kepada pekerjaan-pekerjaan dan biasanya kupon ini disiapkan secara harian.
Barang rusak (spoiled goods): barang-barang yang tidak memenuhi standar produksi dan tidak memerlukan proses lebih lanjut untuk memperbaikinya.
Kerusakan normal (normal spoilage): kerusakan yang tidak dapat dihindari dalam suatu proses produksi yang berjalan secara efisien.
Kerusakan abnormal (abnormal spoilage): kerusakan yang dianggap melebihi keadaan yang normal untuk suatu proses produksi dan disebabkan oleh suatu kejadian yang tidak diharapkan, dan sebetulnya dapat dihindarkan.
Barang cacat (defective goods): barang-barang yang tidak memenuhi standar produksi dan harus diproses lebih lanjut agar memenuhi standar mutu yang ditentukan untuk kemudian dapat dijual.
Barang sisa (scrap): barang yang berasal dari pengolahan bahan, persediaan barang yang kuno, pembesituaan aset tetap, alat-alat atau suku cadang yang cacat atau pecah, dan dari proyek-proyek percobaan. Barang ini masih mempunyai nilai dan dapat dijual atau dimasukkan kembali ke dalam proses produksi untuk tujuan yang berbeda.
Barang sampah (waste): barang ini terjadi sama seperti barang sisa tetapi tidak mempunyai manfaat lagi dan dengan demikian tidak mempunyai nilai jual.
Akun rekening koran (R/K) kantor pusat: akun yang diselenggarakan di pabrik untuk mencatatat transaksi yang berhubungan dengan kantor pusat. Akun ini juga menunjukkan kekayaan kantor pusat pabrik.
Akun rekening koran (R/K) pabrik: akun yang diselenggarakan di kantor pusat untuk mencatat transaksi yang berhubungan dengan pabrik. Akun ini merupakan akun tandingan dari akun R/K kantor pusat pabrik dan menunjukkan investasi atau penyertaan dari kantor pusat di pabrik.
Metode harga pokok proses (process costing): adalah salah satu dari metode akumulasi biaya yang menghimpun biaya berdasarkan departemen-departemen dalam menentukan harga pokok per unit. Biasanya metode ini digunakan dalam kondisi produksi yang bersifat masal dan dilaksanakan secara berkesinambungan.
Arus produk: suatu beiituk aliran dari produk-produk dan biayanya dalam satu proses, yaitu mulai dari pemasukan bahan baku awal proses sampai keluar berupa bahan jadi.
Arus produk berurutan (sequential product flow): suatu bentuk arus produk di mana unit-unit produk mengalir melalui tahap-tahap produksi atau departemen-departemen dalam cara berurutan.
Arus produk paralel: suatu bentuk arus produk di mana bahan baku pada mulanya mengalir melalui beberapa departemen yang berbeda, hingga pada akhirnya bergabung dalam proses tahap terakhir atau tahap penyelesaian untuk menjadi barang jadi.
Arus produk selektif: suatu bentuk arus produk di mana bahan yang sama mengalir dalam beberapa tahap produksi atau urutan departemen yang berbeda, dan masing-masing urutan departemen dalam pengolahan tersebut akan menghasilkan barang : jadi yang berbeda.
Laporan biaya produksi (cost of production report): suatu formulir yang digunakan untuk menyajikan jumlah biaya yang dihimpun atau dibebankan oleh suatu departemen dalam suatu periode atau bulan, dan sekaligus menunjukkan penjelasan atau pertanggungjawaban dari jumlah biaya tersebut. Laporan biaya produksi merupakan buku tambahan (subsidiary ledger) dari akun buku besar barang dalam proses dalam metode harga pokok proses, dan sumber informasi untuk pembuatan ayat-ayat jurnal dalam bentuk ikhtisar untuk mencatat biaya produksi.
Produksi ekuivalen (equivalent production): merupakan suatu jumlah unit yang dianggap selesai, di mana terdiri atas jumlah unit yang selesai dan jumlah unit barang dalam proses yang ditetapkan selesai (jumlah unit barang dalam proses x tingkat penyelesaiannya).
Metode Harga Produk Rata-rata Tertimbang (average costing): adalah metode akuntansi yang digunakan dalam menentukan harga pokok atau biaya per unit dari produk yang selesai untuk masing-masing departemen produksi, di mana biaya per unit dihitung dengan cara menambahkan elemen biaya dari barang dalam proses awal periode dengan elemen biaya yang sama yang ditambahkan pada periode berjalan dan dibagi dengan angka produksi ekuivalen.
Metode Harga Pokok FIFO (first-in first-out costing): adalah metode akuntansi yang digunakan dalam menentukan harga pokok atau biaya per unit dari produk yang selesai untuk masing-masing departemen produksi, di mana unit dan biaya dari persediaan barang dalam proses pada awal periode dihitung dan dilaporkan secara terpisah dari unit yang selesai yang berasal dari produksi periode yang sekarang. Dengan demikian, dalam metode ini dihasilkan dua angka harga pokok atau biaya per unit dari produk yang selesai.
Biaya bersama (joint costs): biaya-biaya yang timbul untuk menghasilkan dua jenis produk atau lebih dalam satu proses produksi yang dilakukan secara simultan, di mana terjadinya biaya-biaya ini terbatas sampai dengan titikpisah (spilt off point). Produk-produk ini dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu: produk bersama (joint products) dan produk sampingan (by product).
Metode FIFO: suatu metode penentuan harga pokok dari bahan yang dipakai untuk produksi. Metode ini mempunyai anggapan bahwa secara fisik, maupun biayanya bahan yang dikeluarkan untuk produksi berasal dari bahan yang pertama dibeli. Dengan demikian persediaan dinilai dengan harga dari pembeHan terakhir. Dalam penerapannya, metode FIFO dan metode harga pokok lainnya hanya didasarkan pada arus biayanya.
Metode LIFO: metode harga pokok ini mempunyai anggapan bahwa bahan yang terakhir diterima adalah yang pertama dikeluarkan untuk produksi. Dengan demikian persediaan akhir, dinilai dengan harga dari pembelian pertama atau persediaan awal.
Metode rata-rata: metode ini menetapkan harga rata-rata tertimbang yaitu dengan jalan membagi jumlah nilai rupiah dari persediaan barang yang ada setelah ditambah dengan nilai transaksi pembehan dengan seluruh jumlah unitnya.
Bukti permintaan bahan (material requisition): dokumen atau formulir untuk mengotorisasi pengeluaran bahan atau perlengkapan dari gudang.
Formulir permintaan pembelian (purchase requisition): formulir yang digunakan untuk meminta bagian pembelian melakukan pembelian atas barang-barang yang diperlukan.
Laporan penerimaan (receiving report): formulir yang dikeluarkan oleh bagian penerimaan untuk melaporkan kuantitas dan kondisi dari barang-barang yang diterima oleh perusahaan.
Formulir order pembelian (purchase order): formulir yang digunakan untuk melakukan pemesanan barang kepada rekanan (supplier) dengan harga, waktu penyerahan, dan syarat pembayaran yang ditetapkan.
Sistem periodik (periodic inventory system): suatu sistem pencatatan persediaan di mana dalam menetapkan persediaan harus dilakukan penghitungan fisik atas barang yang ada di gudang. Dengan demikian dapat dihitung nilai persediaan akhir dan biaya bahan yang digunakan untuk produksi.
Sistem perpetual (perpetual inventory system): suatu sistem pencatatan persediaan yang mencatat penambahan dan pengurangan persediaan secara terus-menerus. Dengan demikian biaya bahan yang digunakan untuk produksi dan nilai persediaan akhir dari bahan dapat ditetapkan dan diketahui setiap saat.
Kuantitas pesanan ekonomi: kuantitas persediaan untuk satu kali pemesanan dengan biaya persediaan tahunan yang minimum.
Jangka waktu perolehan barang (lead time): periode waktu antara saat melakukan pemesanan bahan hingga saat bahan datang.
Titik pemesanan kembali (reorder point): suatu saat di mana perusahaan harus melakukan pemesanan kembali atas bahan. Hal ini sangat dipengaruhi oleh waktu perolehan barang (lead time) dan persediaan pengaman (safety stock).
Metode siklus pemesanan (order cycling method): suatu metode pengendalian persediaan yang menelaah secara periodik mengenai kuantitas dari elemen bahan yang ada dalam persediaan, dan biasanya diikuti dengan melakukan pemesanan atas setiap jenis bahan yang telah ditelaah.
Metode minimum-maksiniuni (min-max method): suatu metode pengendalian persediaan yang menetapkan tingkat persediaan minimum dan maksimum untuk mencegah terjadinya kekurangan atau kehabisan persediaan selama suatu periode pemesanan kembali.
Rencana ABC (ABC plan): suatu metode pengendalian persediaan yang selektif, dengan mengelompokkan bahan menurut besar kecilnya nilai total dari bahan tersebut.
Metode Just in Time: merupakan suatu bentuk pengendahan bahan dan produk dengan cara tidak memiliki persediaan.
Kapasitas teoretis (theoretical capacity): suatu kapasitas atau tingkat kegiatan tertinggi yang melakukan produksi dalam kecepatan penuh tanpa rintangan.
Kapasitas praktis (practical capacity): suatu kapasitas atau tingkat kegiatan yang telah mempertimbangkan adanya kendala-kendala internal, seperti kerusakan mesin, kekurangan tenaga, dan sebagainya.
Kapasitas yang sesungguhnya diharapkan (expected actual capacity): suatu kapasitas atau tingkat kegiatan yang sesungguhnya diharapkan pada periode-periode jangka pendek yang berikutnya.
Kapasitas normal (normal capacity): suatu kapasitas atau tingkat kegiatan yang telah mengakui sekaligus adanya kendala-kendala internal maupun kendala-kendala eksternal seperti kekurangan pesanan dan Iain-lain. Kapasitas ini berdasarkan kepada permintaan dan penaksiran produksi jangka panjang.
Tarif biaya overhead pabrik (factory overhead rate): suatu tarif yang digunakan dalam membebankan taksiran biaya overhead pabrik ke produksi. Tarif ini diperoleh dengan membagi biaya overhead pabrik taksiran dengan basis alokasi tertentu, seperti jumlah tenaga kerja langsung atau jumlah jam mesin.
Biaya overhead pabrik yang dibebankan (applied factory overhead): biaya overhead pabrik yang dibebankan ke produksi pada kapasitas atau tingkat kegiatan yang dicapai
Biaya overhead pabrik yang lebih atau kurang dibebankan (over or underapplied factory overhead): kadang-kadang disebut juga selisih yaitu selisih lebih atau kurang yang diperoleh dengan membandingkan antara biaya overhead pabrik yang sesungguhnya dan biaya overhead pabrik yang dibebankan.
Selisih anggaran (spending variance): selisih antara biaya overhead pabrik yang sesungguhnya pada kapasitas yang dicapai dengan biaya overhead pabrik yang dianggarkan (budget allowance) pada kapasitas atau tingkat kegiatan yang dicapai.
Selisih kapasitas (capacity variance): Selisih antara biaya overhead pabrik yang dianggarkan dan biaya overhead yang dibebankan.
Departementalisasi biaya overhead pabrik (departementalization of factory overhead): pembagian pabrik menjadi beberapa bagian atau departemen, pusat biaya atau unit yang lebih kecil, yaitu kelompok biaya, di mana biaya overhead pabrik dibebankan.
Basis distribusi atau alokasi biaya: suatu basis yang layak untuk mendistribusikan atau mengalokasikan biaya departemen tidak langsung atau biaya yang bersifat umum dan biaya departemen pendukung.
Penelitian pabrik (factory survey): suatu kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk tujuan menetapkan basis alokasi untuk mendistribusikan atau mengalokasikan biaya tidak langsung dan biaya departemen pendukung.
Metode alokasi langsung (direct method): metode alokasi biaya yang mendistribusikan biaya dalam setiap departemen pendukung hanya kepada departemen produksi saja.
Metode alokasi bertahap (step method): metode alokasi biaya yang mendistribusikan biaya departemen pendukung tidak hanya kepada departemen produksi, tetapi juga kepada departemen pendukung lainnya yang belum melakukan pendistribusian atau pengalokasian biaya.
Metode aljabar: metode alokasi biaya ini menggunakan teknik aljabar yang menggambarkan adanya penggunaan jasa timbal balik antara suatu departemen pendukung dengan departemen pendukung lainnya.
ABC (activity based costing): suatu sistem pendekatan perhitungan biaya yang dilakukan berdasarkan aktivitas-aktivitas yang ada di perusahaan.
Objek biaya (cost object): sesuatu yang menjadi dasar pengukuran biaya.
Value chain: urutan dalam tahapan kegiatan usaha (mulai dari riset dan pengembangan hingga layanan purna jual) untuk selalu memberikan nilai tambah bagi produk dan jasa yang dihasilkan dengan tujuan meningkatkan kepuasan konsumen.
Value re-engineering, proses evaluasi seluruh aspek dari value chain secara sistematis dengan tujuan menurunkan biaya namun dengan kualitas yang baik dan memuaskan keinginan konsumen.
Pengelompokan biaya (costpool): proses pengelompokan biaya-biaya yang sama.
Dasar pengalokasian (cost allocation based): suatu dasar yang dipilih untuk pembebanan biaya.
Level unit (output unit level): sumber daya yang digunakan untuk aktivitas yang akan meningkat pada setiap unit produksi/jasa yang dihasilkan.
Level kelompok unit tertentu (batch level): sumber daya yang digunakan untuk aktivitas yang akan terkait dengan sekelompok unit produk/jasa yang dihasilkan.
Level produk/jasa tertentu (product/service sustaining level): sumber daya yang digunakan untuk aktivitas menghasilkan suatu produk dan jasa.
Level fasilitas tertentu (facility sustaining level): sumber daya yang digunakan untuk aktivitas yang tidak dapat dihubungkan secara langsung dengan produk/jasa yang dihasilkan tetapi untuk mendukung organisasi secara keseluruhan.
Referansi:
Dunia Ahmad F. 2009. Akuntansi Biaya. Edisi 2. Salemba Empat. Jakarta.
Horngren Charles T. 2005. Akuntansi Biaya Penekanan Manajerial. Edisi Kesebelas. PT. Indeks. Jakarta.
Mulyadi. 2010. Akuntansi Biaya. Edisi 5. YKPN. Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar